aural archipelago

field recordings from around Indonesia

  • Map
  • Archive
  • aural archipelago
  • Donate
  • About
  • Friends + Inspirations

Blue Jeans Batang Hari in Tanjungsakti

May 02, 2014 by Palmer Keen in Early

Location: Tanjungsakti, South Sumatra

Sound: Batang Hari Sembilan (see my earlier post about Batang Hari Sembilan in Pagaralam)

Context: 

After recording Pak Arman Idris’ tracks at his home the previous day, Jemmie and I continued on towards the village of Tanjungsakti in search of the traditional Besemah flute called serdam. While that search did not end up yielding the results we had hoped for, it did lead us to another great find.

While sitting in a friend of a friend’s house waiting for information on serdam, we asked the locals whether there were any Batang Hari Sembilan players we could meet. They all seemed to agree that that was one man that we had to meet: his name, we were told, was Sepri.

Sepri arrived minutes later, and was instantly handed a guitar. He made a different impression than Pak Arman – while the former had been a seasoned professional who made an effort to put on traditional garb and present himself as the face of the Besemah Batang Hari Sembilan tradition, Ka Sepri (Ka is the preferred Besemah honorific) was more of an everyman, dressed in blue jeans and a white t-shirt. When asked, he told us he had never performed for an audience, never recorded, and played for personal enjoyment. He seemed a bit perplexed and taken aback that we wanted to record him, but he agreed with a kind of quiet amusement.

When he first began to sing, however, we were blown away, as he had a powerful, unusual voice that seemed to pour heavily from his throat. Sitting in the living room of the house, he played four songs for us, one of which I’ll share with you here. With this song, he told us he couldn’t remember the pantun, so another man in the room, something of an amateur musician as well, wrote down some lines (again in the local language, Bahasa Besemah) from memory. When asked, this man told us he had written the pantun himself, which is fairly unusual in this traditionalist kind of genre.

Thoughts:

Meeting Ka Sepri was an inspiring moment - here was a musician with so much to offer the world in terms of sheer invididualism and talent, but he had probably only performed for a handful of people. It was also a reminder that Batang Hari Sembilan is a very individualistic style, perhaps unlike any other I've experienced in Indonesia in that each individual musician leaves an idiosyncratic, impossible-to-miss mark on the songs he plays.

Often upon hearing a group or musician play a previously unheard style, I feel the need to mentally check it off this big list of Indonesian Music in my head. However, Ka Sepri reminded me that every individual musician or group has something incredibly unique to offer, and it's absurd to begin to think otherwise. The search is never over - there are always amazing musicians, well-known or obscure, in every corner of the world, just waiting to share their music with the world.

Versi Bahasa Indonesia:

Konteks:

Setelah melakukan rekaman dengan Pak Arman Idris di rumah beliau sehari sebelumnya, Saya dan Jemmie melanjutkan perjalanan ke desa Tanjungsakti guna mencari suling tradisional Basemah bernama serdam.  Walaupun pencarian ini tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan (kami tidak bisa menemukan serdam), kami justru mendapat penemuan lain yang lebih menarik.

Sembari kami menunggu informasi tentang serdam di rumah salah satu kawan, kami bertanya ke masyarakat sekitar di mana sekiranya dapat kami temui pemain gitar Batang Hari Sembilan.  Berdasarkan penuturan warga, ada satu nama yang “harus” kami temui, yaitu Sepri.

Singkat cerita, Sepri datang tak lama kemudian dan tanpa banyak basa basi dia langsung memegang gitar.  Terdapat kesan yang cukup berbeda dibandingkan dengan Pak Arman. Tampilan Pak Arman menunjukkan usaha untuk merepresentasikan dirinya sebagai “wajah” dari Basemah; bagian dari tradisi Batang Hari Sembilan.  Sementara Ka Sepri (sebutan Ka lazim digunakan di Basemah untuk menyebut nama seseorang) adalah lelaki biasa, hanya mengenakan jeans biru dan kaos polos warna putih.  Saat ditanya, Ka Sepri menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah melakukan pertunjukan khusus dan tidak pernah melakukan rekaman.  Dia bermain musik semata-mata untuk kesenangan pribadi saja.  Karenanya, dia sedikit bingung dan terkejut saat kami bermaksud untuk merekamnya, meski pada akhirnya ia setuju untuk melakukan rekaman.

Saat Ka Sepri bernyanyi pertama kali, kami terkesima karena dia memiliki suara yang tidak biasa dan seakan keluar dengan kuat dari kerongkongannya.  Dia memainkan empat lagu untuk kami, yang mana salah satunya saya bagi untuk para pembaca.  Di lagu tersebut, Ka Sepri mengatakan bahwa ia tidak ingat pantun yang hendak ia lantunkan.  Alhasil, seorang musisi amatir lainnya menuliskan beberapa baris pantun (dalam bahasa Basemah) dari ingatannya.  Saat ditanya, musisi amatir ini mengatakan bahwa dia sudah pernah menulis pantun.  Hal ini cukup menarik karena genre musik Batang Hari Sembilan ini biasanya menggunakan pantun yang kuno dan cukup tua, sementara pantun yang ditulis oleh musisi ini adalah pantun yang terbilang baru.

Tanggapan: 

Bertemu dengan Ka Sepri adalah sebuah pengalaman yang inspirasional.  Musisi ini memiliki talenta dan gaya yang unik, namun ia mungkin hanya pernah melakukan pertunjukan untuk beberapa orang saja.  Hal ini menunjukkan bahwa Batang Hari Sembilan memiliki gaya yang sangat individualistik, mungkin berbeda dengan pengalaman-pengalaman lain saya di Indonesia, karena setiap musisi meninggalkan kesan dan gaya unik yang khas dan mustahil untuk melewatkannya di setiap lagu yang mereka nyanyikan.

Seringkali ketika mendengar sebuah kelompok atau musisi yang memainkan musik dengan gaya yang tidak pernah saya dengar sebelumnya, saya segera menancapkan gaya tersebut di pikiran saya.  Namun saat melihat Ka Sepri, saya diingatkan bahwa setiap musisi atau kelompok secara individu memiliki sesuatu yang unik, sehingga menjadi absurd jika kita berpikiran sebaliknya.  

Pencarian semacam ini tidak akan pernah berakhir karena akan selalu ada musisi dengan kemampuan yang mengagumkan, baik terkenal maupun tidak, di berbagai ujung dunia dan mereka akan menunggu untuk berbagi musik mereka di dunia.

May 02, 2014 /Palmer Keen
Batang Hari Sembilan, South Sumatra
Early
  • Newer
  • Older
Featured
DSC02828 copy.JPG
Mar 4, 2025
On the Hunt with Hatong: Buffalo Horn Music in Banten
Mar 4, 2025
Mar 4, 2025
DSC03881.JPG
Jan 9, 2025
Enter the Octagon: Hyperlocal Zither Drum Ensembles in Sumedang, West Java
Jan 9, 2025
Jan 9, 2025
DSC04064.JPG
Nov 24, 2024
Celempung Mang Jama
Nov 24, 2024
Nov 24, 2024
DSC03435.JPG
May 18, 2024
Pikon: Mouth Harp Music of Papua
May 18, 2024
May 18, 2024
DSC03347.JPG
May 5, 2024
Papuan Strings, Pt. 3: Wisisi
May 5, 2024
May 5, 2024
DSC03508.JPG
Apr 8, 2024
Papuan Strings, Pt. 2: Yorbo, Arnold Ap, and Musical Solace in Biak
Apr 8, 2024
Apr 8, 2024
Picture1.jpg
Oct 30, 2023
Stambul Fajar: Jalur Rempah
Oct 30, 2023
Oct 30, 2023
songgeri.jpg
Sep 5, 2023
Papuan Strings, Pt. 1: Songgeri
Sep 5, 2023
Sep 5, 2023
DSC09060 copy 2.JPG
Mar 20, 2023
Alas Ethnic Minority Music of Aceh: Bangsi Alas
Mar 20, 2023
Mar 20, 2023
DSC09195.JPG
Feb 26, 2023
Alas Ethnic Minority Music of Aceh: Canang Bulu
Feb 26, 2023
Feb 26, 2023
DSC09152.JPG
Nov 26, 2022
Alas Ethnic Minority Music of Aceh: Canang Situ
Nov 26, 2022
Nov 26, 2022
DSC09218.JPG
Jul 10, 2022
Alas Ethnic Minority Music of Aceh: Kecapi
Jul 10, 2022
Jul 10, 2022
DSC09806.JPG
Feb 16, 2022
Angklung Buncis: Mutual Aid and Music in the Fields of West Java
Feb 16, 2022
Feb 16, 2022
DSC09961.JPG
Dec 22, 2021
Suspended Traditions: A Calung Renteng Addendum
Dec 22, 2021
Dec 22, 2021
DSC06736.JPG
Aug 9, 2021
Harpa Mulut Nusantara [Mouth Harps of Indonesia]: Kuriding
Aug 9, 2021
Aug 9, 2021
DSC07611.JPG
Jul 26, 2021
Sounds of Madurese East Java, Pt. 2: Serbung
Jul 26, 2021
Jul 26, 2021
DSC07426.JPG
Jul 19, 2021
Harpa Mulut Nusantara [Mouth Harps of Indonesia]: Rinding Lumajang
Jul 19, 2021
Jul 19, 2021
DSC07538.JPG
Jul 12, 2021
Sounds of Madurese East Java, Pt. 1: Tong Tong Kerapan
Jul 12, 2021
Jul 12, 2021
DSC09264.JPG
Feb 11, 2021
Cokek: Sino-Javanese Syncretism on the North Coast of Java
Feb 11, 2021
Feb 11, 2021
THUMBNAIL.JPG
Dec 12, 2020
The Power of Drums: Jaipong Bajidoran Between Karawang and Subang
Dec 12, 2020
Dec 12, 2020
WhatsApp Image 2020-06-07 at 4.08.04 PM.jpeg
Jun 7, 2020
Traces of Salindru in Banjar Lands: Gamalan Banjar in Barikin, South Kalimantan
Jun 7, 2020
Jun 7, 2020
DSC06608.JPG
Jun 7, 2020
Jejak Salindru di Tanah Banjar: Gamalan Banjar di Barikin, Kalimantan Selatan
Jun 7, 2020
Jun 7, 2020
DSC05872.JPG
Oct 21, 2019
Dayak Halong Ritual Music in South Kalimantan, Pt. 3: Gamalan
Oct 21, 2019
Oct 21, 2019
DSC05929.JPG
Jun 21, 2019
Dayak Halong Ritual Music in South Kalimantan, Part 2: Kasapi
Jun 21, 2019
Jun 21, 2019
DSC05932.JPG
May 25, 2019
Dayak Halong Ritual Music in South Kalimantan, Pt. 1: Kelong
May 25, 2019
May 25, 2019
DSC00871.jpg
Feb 19, 2019
Tagonggong: Sounds from the Edge of Indonesia
Feb 19, 2019
Feb 19, 2019
DSC03354.jpg
Nov 30, 2018
The Many Sounds of Predi, a Minangkabau Artisan
Nov 30, 2018
Nov 30, 2018
DSC03083.jpg
Nov 24, 2018
Musical Journeys in West Sumatra: Gandang Sarunai on the South Coast
Nov 24, 2018
Nov 24, 2018
DSC03203.jpg
Nov 1, 2018
The Sound of Silek: Gandang Sarunai
Nov 1, 2018
Nov 1, 2018
2018_09_30_55092_1538285740._large.jpg
Oct 1, 2018
Palu and Donggala Earthquake and Tsunami Relief
Oct 1, 2018
Oct 1, 2018
Archive
  • March 2025
  • January 2025
  • November 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • October 2023
  • September 2023
  • March 2023
  • February 2023
  • November 2022
  • July 2022
  • February 2022
  • December 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • February 2021
  • December 2020
  • June 2020
  • October 2019
  • June 2019
  • May 2019
  • February 2019
  • November 2018
  • October 2018
  • September 2018
  • August 2018
  • June 2018
  • April 2018
  • March 2018
  • February 2018
  • December 2017
  • November 2017
  • October 2017
  • September 2017
  • August 2017
  • July 2017
  • June 2017
  • May 2017
  • April 2017
  • March 2017
  • February 2017
  • January 2017
  • December 2016
  • November 2016
  • October 2016
  • September 2016
  • August 2016
  • July 2016
  • June 2016
  • May 2016
  • April 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • December 2015
  • November 2015
  • October 2015
  • September 2015
  • August 2015
  • July 2015
  • June 2015
  • May 2015
  • April 2015
  • March 2015
  • January 2015
  • December 2014
  • November 2014
  • October 2014
  • August 2014
  • June 2014
  • May 2014